• 20 April 2024

Budidaya Cacing Sutera Sistem Apartemen

Inovasi ini menjadi jawaban atas permasalahan penyediaan pakan alami cacing sutera yang secara umum masih tergantung dari hasil tangkapan alam.

JAKARTA - Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT), Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), berhasil mengembangkan inovasi budidaya cacing sutera (Tubifex) dengan sistem apartemen. Menurut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, inovasi budidaya cacing sutera sistem apartemen ini menjadi jawaban atas permasalahan penyediaan pakan alami cacing sutera yang secara umum masih tergantung dari hasil tangkapan alam.

“Ketersediaan cacing sutera sepanjang tahun menjadi keniscayaan. Hingga saat ini memang pembenih masih menjadikan pakan alami ini sebagai andalan. Sementara kebutuhannya masih tergantung dari alam. Saya rasa inovasi sistem apartemen ini menjadi solusi untuk menjamin suplai cacing sutera sesuai kebutuhan dan tersedia sepanjang tahun,” kata Slamet saat mendampingi Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, dalam peluncuran teknologi tersebut di Palembang, Senin (27/1) kemarin.

Baca juga: Mengoptimalkan Sumber Daya Laut Natuna

Menurutnya, kebutuhan cacing sutera terus meningkat di kalangan para pembenih ikan air tawar. Cacing Sutera, masih menjadi pakan alami yang paling efektif bagi benih ikan air tawar. Ini karena kandungan nutrisi yang terkandung dalam cacing sutera sangat tinggi terutama protein yang berkisar 57% - 60%.

“Di sisi lain, tentu harga nantinya bisa terjangkau oleh para pembenih. Setelah launching ini, nanti akan kita siapkan bagaimana action plan-nya agar dalam setahun ini, inovasi ini bisa cepat memasyarakat di sentral sentral perbenihan air tawar di Indonesia", tuturnya.

Memiliki Banyak Keunggulan

Kepala BBPBAT Sukabumi, Supriyadi mengklaim, sistem apartemen memiliki berbagai keunggulan dibanding sistem konvensional seperti: lahan yang digunakan lebih efisien karena wadah budidaya yang dibuat vertikal; suplai cacing sutera dapat disediakan sesuai kebutuhan dan sepanjang tahun; kualitas yang lebih baik karena lebih bersih dari kontaminan cemaran di alam; serta produktivitas yang lebih tinggi dibanding konvensional.

Jika sistem konvensional, lanjutnya, produktivitas hanya 0,5 liter per meter persegi per bulan, maka produktivitas sistem apartemen minimal 1,2 liter per meter persegi per bulan. Di samping itu, sistem ini dianggap sebagai alternatif usaha yang menjanjikan bagi masyarakat.

“Sesuai arahan pak Dirjen, saat ini balai akan mulai membuat beberapa percontohan di beberapa daerah. Ini dimaksudkan sebagai upaya memperkenalkan inovasi ini di kalangan masyarakat, sehingga ke depan akan mampu diadopsi secara massal, khususnya di sentral-sentral perbenihan,” tutup Supriyadi.

Baca juga: Geliat Udang Vaname

Related News