• 26 April 2024

Peluang Emas Ternak Ayam Kalkun

Berawal dari Hartoyo (63) yang pernah pergi ke Amerika Serikat, ia bersama sang istri, Utami, memutuskan untuk beternak ayam kalkun di rumahnya.

TANGERANG SELATAN - Ayam kalkun termasuk ke dalam hewan unggas yang memiliki postur tubuh yang besar, bahkan rentangan sayapnya bisa mencapai 1,5-1,8 meter. Selain itu, kalkun juga memiliki banyak jenis, dan yang paling sering diternak sebagai kalkun pedaging yaitu jenis kalkun bronze. Kalkun juga menjadi salah satu jenis makanan besar yang biasa dijadikan hidangan pada perayaan hari raya di beberapa negara.

Setiap hari Thanksgiving dan hari raya Natal di Amerika dan Eropa, beragam makanan berbahan daging kalkun hampir tidak pernah luput untuk disajikan. Untuk pemasarannya, Sahabat Tani tidak perlu khawatir, karena masih jarang peternak kalkun yang ditemukan di Indonesia dan juga daging kalkun memiliki rasa yang lezat dan disukai banyak orang. Tertarik melihat orang Amerika menyantap ayam kalkun pada saat acara besar, Haryoto (63) memutuskan beternak ayam kalkun yang dirintisnya sejak lima tahun silam.

“Jadi awalnya bapak itu dulu kan pernah belajar di Amerika, kemudian melihat orang di sana, ‘kenapa bisa begitu besarnya ayam lima kilogram buat 30 orang kok cukup?’,” ungkap Utami, istri Haryoto saat ditemui Jagadtani.id belum lama ini di rumahnya di Bumi Serpong Damai (BSD), Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten.

Baca juga: Beternak Ayam Besar Kalkun

Pasangan suami istri ini awalnya memelihara dan beternak kalkun secara otodidak tanpa belajar melalui internet.

“Kalau di sini cuma kalkun, tapi ada lagi lahan di Gunung Sindur. Di sana ada jenis mutiara, belajarnya ya otodidak sih boro-boro cari di internet,” ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, Utami dan Haryoto mulai memahami ayam asal Amerika ini. Dari mulai pertumbuhannya, makannya, hingga penyakit yang datang bermunculan.

“Awalnya, kandang belum siap tapi bibit sudah beli, tiap buka kandang pagi mati lima sore nya mati dua, karena belum mengerti kan. Saya jadi pikir, ‘maunya ayam ini bagaimana ya? Apa kedinginan apa kepanasan? Terus akhirnya, ya sudah berlanjut jadi mengerti ‘oh kalau umur seperti ini (sebulan) tidak usah diberi lampu,” kata wanita yang kini menginjak umur 58 tahun tersebut.

Baca juga: Asal Usul Kambing Etawa

Dalam kurun waktu dua tahun, Utami dan Haryoto sudah memahami ayam kalkun dan mulai menjualnya. Mereka memasarkan ayam kalkun kepada hotel-hotel dan masyarakat yang ingin memeliharanya lagi. Utami mengaku, suaminya lebih senang jika orang membeli ayamnya untuk dipelihara bukan untuk dikonsumsi.

Related News