• 28 March 2024

Beternak Lele dengan Sistem Bioflok

uploads/news/2019/12/beternak-lele-dengan-sistem-55823cd8ba0ce1c.jpeg

Sebenarnya tidak hanya ikan lele yang bagus menggunakan sistem bioflok ini, ikan-ikan lain pun bisa unggul juga seperti contohnya ikan nila dan ikan lainnya.

INDRAMAYU - Beberapa tahun belakangan ini mulai banyak munculnya sistem budidaya ikan lele yang semakin efektif dan terus berkembang. Salah satunya lele yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Desa Mekar Jaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dengan sistem bioflok. Menurut mereka sistem bioflok digunakan karena teknologinya yang relatif mudah untuk dikuasai.

Menurut Hendra, salah satu warga Desa Mekar Jaya yang menerapkan ternak lele dengan sistem bioflok menuturkan, awalnya ia memakai sistem konvensional dalam budidaya ikan lele. Namun, cara tersebut memiliki kelemahan, yaitu keterbatasan dalam memanfaatkan limbah budidaya.

Teknologi bioflok sendiri dapat diartikan sebagai “flok” yang berarti gumpalan  dari berbagai campuran heterogen mikroba seperti plankton, protozoa, fungi, kemudian gumpalan partikel, polimen organik, koloid dan kaiton yang saling berinteraksi dengan sangat baik di dalam air. Sistem bioflok ini akan mengubah senyawa organik dan anorganik yang di dalamnya menjadi massa slugde berbentuk bioflok dengan cara memanfaatkan bakteri pembentuk gumpalanatau flok yang mengubah biopolymer sebagai bioflok.

Baca juga: Cara Cepat Mengembangbiakan Ikan Lele

Dalam penerapannya di bidang perikanan khususnya budidaya ikan lele, teknologi bioflok akan memanfaatkan nitrogen anorganik menjadi nitrogen organik yang tidak beracun. Nitrogen yang sudah diubah ini, nantinya digunakan untuk pakan lele, sehingga lebih hemat biaya.

“Sebenarnya tidak hanya ikan lele yang bagus menggunakan sistem bioflok ini, ikan-ikan lain pun bisa unggul juga seperti contohnya ikan nila dan ikan lainnya,” ungkapnya saat ditemui JagadTani.id belum lama ini.

Namun, kelemahan dari sistem bioflok yaitu membutuhkan modal lebih banyak dibandingkan dengan cara konvensional. Namun, kelebihannya yaitu sistem bioflok dapat meminimalisir lahan, dapat menjangkau lahan yang tidak terlalu luas dengan hasil panen yang lebih banyak dibandingkan dengan cara konvensional. Tak hanya itu, kelebihan lain dari sistem bioflok pun tidak meninggalkan bau seperti halnya budidaya ikan lele secara konvensional.

Baca juga: Budidaya Lele dengan Manik Bule

Hendra pun menambahkan, dalam penerapan sistem bioflok yang perlu diperhatikan yaitu kandungan oksigen yang larut pada air. Hal itu, karena ikan memerlukan oksigen untuk pertumbuhan dan diperlukan oleh bakteri untuk menguraikan kotoran atau sisa metabolisme yang ada di dalam air.

 “Saya mengingatkan agar teknologi bioflok di masyarakat harus diterapkan secara benar sesuai kaidah-kaidah budidaya ikan yang baik dan benar seperti benihnya harus unggul, pakannya harus sesuai, parameter kualitas air pun harus tercukupi,” tutupnya.

Related News