• 24 April 2024

Teknologi Sederhana Bangun Kolam Gurami

uploads/news/2019/10/teknologi-sederhana-bangun-kolam-881983f47d78239.png

Hanya dengan menggunakan terpal dan sekam, para warga di Dusun Kergan, Tirtomulyo, Kretek, Bantul berhasil membudidayakan ikan gurami.

 

BANTUL - Kalau sahabat tani datang ke Kampung Gurami yang terletak di Dusun Kergan, Tirtomulyo, Kretek, Bantul, sahabat tani akan menemukan pembuatan kolam gurami dengan teknologi sederhana. Biasanya, dalam membuat kolam gurami masyarakat di Kergan menggunakan terpal dan menambah sekam untuk kolamnya lantaran sekam bisa menstabilkan serta mempertahankan suhu air dan menyimpan panas di musim dingin.

Sunarto, Ketua Kelompok Mina Mulya yang merupakan pengelola Kampung Gurami mengatakan bahwa ide penggunaan terpal dan sekam berasal dari mahasiswa perikanan UGM (Universitas Gadjah Mada) pada 2010 yang kemudian dipraktikkan oleh Kelompok Mina Mulya. Menurut pria yang akrab disapa Narto itu, gurami seharusnya berada dalam kondisi suhu yang stabil, sehingga penggunaan sekam sangat membantu gurami agar tidak stres saat perubahan suhu yang bisa menyebabkan pertumbuhan gurami melambat.

Penerapan kolam dari terpal dan sekam dianggap lebih menguntungkan dibandingkan menggunakan kolam dari beton. Pasalnya, “Yang jelas untuk pakai media terpal ini harganya murah, fleksibel bisa dipindah-pindah menurut ukuran, artinya lahan seberapa pun lebar dan sempitnya itu bisa disiasati pakai terpal,” ujar Narto.

Tak hanya terpal, sekam padi juga diakui Narto sangat mudah didapatkan. Biaya terpal dan pembuatan kolam ukuran 4 x 6 , Narto hanya mengeluarkan biaya Rp1,5 juta untuk satu unit kolam yang sudah siap dipakai. Apabila dikerjakan sendiri, maka biaya yang dikeluarkan untuk satu unit kolam hanyalah sekitar Rp450 ribu untuk biaya terpal ukuran 6 x 8. Berbeda dengan penggunaan kolam beton ukuran 4 x 6 yang membutuhkan biaya sekitar Rp3 hingga Rp4 juta per unit.

Selain murah, apabila pembuatannya bagus, maka kolam dari terpal bisa digunakan selama lima tahun. Meskipun ada yang berlubang atau bocor, masih bisa ditambal dengan lem. Jika terkena penyakit seperti jamur cara mengatasinya pun mudah, cukup keluarkan ikan gurami dari kolam dan keringkan kolam agar terkena sinar matahari. Dalam waktu 1 hingga 2 jam jamur tersebut sudah hilang.

“Tapi kalau dengan beton lama untuk kering, campuran semen digosok-gosok, pakai disikat-sikat (dinding kolam),” kata Narto.

Penerapan terpal dan sekam tidaklah rumit karena bisa dikerjakan dalam satu hari. Langkah pertama yang dilakukan adalah menggali kolam. Tanah hasil galian kemudian digunakan untuk membuat tanggul dengan membentuk tanah ke atas kolam agar tidak mengubah struktur tanah. “Artinya tanah tidak berlubang-lubang dalam, namun hasil galian dijadikan tanggul,” ucap Narto yang juga merupakan inisiator Kampung Gurami.

Jika kolam sudah terbentuk, berikan sekam ke dalam kolam dengan meratakannya. Untuk kolam ukuran 4 x 6 biasanya membutuhkan 5 karung sekam. Sekam yang digunakan juga tidak boleh sekam bakar, melainkan sekam yang masih mentah. Sekam baru maupun lama tetap bisa digunakan. Setelah itu, pasanglah terpal pada kolam dan tutup terpal bagian atas kolam dengan sisa terpal atau bekas banner. Tujuannya agar terpal bagian atas awet dan tidak keropos, juga agar kolam terlihat rapi.

“Karena biasanya terpal tidak awet, itu karena atasnya itu biasanya tidak ditutupi, rusak, robek-robek,” tutur Narto.

Pengunaan sekam tidak memiliki kelemahan apapun, bahkan selama 5 tahun berada di bawah terpal, fungsinya masih tetap sama dan terjaga. Hanya saja warna sekamnya telah berubah menjadi hitam. Apabila ada pergantian terpal, sebaiknya sekam juga diganti dengan yang baru.

Narto mengatakan bahwa penggunaan kolam terpal memiliki kelemahan, yaitu bisa berlubang jika terkena akar, namun masih bisa diatasi dengan menambal menggunakan sobekan terpal. Kelemahan lainnya adalah kolam terpal lebih aman digunakan untuk pembesaran ikan gurami, bukan proses indukan.

“Tapi kalau untuk indukan dengan media terpal itu akan dirusak, sering dilubangi oleh indukan (gurami),” ungkapnya.

Penerapan kolam dari terpal dan sekam tersebut diakui Narto memberi perkembangan yang bagus dalam budidaya gurami. Teknologi sederhana itu juga mampu mendorong dan meningkatkan tingkat produktivitas ikan gurami. “Ternyata di terpal itu perkembangannya bagus, kontrolnya lebih mudah, dengan suhu yang selalu terjaga,” ungkapnya. (FDT)

 

Related News