• 26 April 2024

Mengembalikan Nadi Kehidupan yang Lenyap

uploads/news/2021/11/mengembalikan-sepercik-kehidupan-yang-25068adf144c8f3.jpg

“Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak menanam, karena menanam di pot saja bisa kita lakukan. Jangan berpikir bahwa menanam itu sulit, kemudian alasan bahwa kita tidak punya lahan. Keduanya bukan jadi alasan lagi karena yang utama adalah niat kita untuk mau bertanam”

Sudah menjadi hal umum yang banyak diketahui masyarakat, bahwa 80% hutan di dunia telah rusak akibat kebakaran, penebangan liar, hingga perubahan iklim. Tidak sedikit berbagai produk seperti tisu, kertas, majalah, pasta gigi, dan lainnya bahan baku utamanya berasal dari pohon. Semakin banyak kebutuhan keseharian dengan bahan berasal dari pohon, maka akan semakin banyak pula pohon-pohon yang ditebang.

Padahal, sudah banyak yang mengetahui bahwa pohon adalah penyuplai oksigen. Semakin banyaknya pepohonan di suatu tempat, maka akan semakin baik kualitas udaranya. Semakin bersih udara yang kita hirup, tentunya akan berdampak baik juga untuk kesehatan pernapasan kita. Tanpa disadari, pohon telah menjadi nadi bagi kehidupan manusia.

Baca juga: Mangrove, Lestarikan Pesisir Pantai

Mengingat semakin hari dampak pemanasan global di bumi tidak dapat diabaikan dan dibiarkan begitu saja, menanam pohon jadi salah satu bentuk perhatian kita terhadap bumi dalam meredam perubahan iklim di dunia ini.

Untuk itu, di Indonesia terdapat penetapan hari menanam pohon. Hari Menanam Pohon Indonesia diperingati tanggal 28 November setiap tahunnya.

Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No 24 Tahun 2008 yang ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Dalam Keppres itu disebutkan, pencanangan Aksi Penanaman Serentak Indonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon di Desa Cibadak, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, pada 28 November 2008.

Lebih dari sekadar penetapan hari, imbauan menanam pohon dilakukan untuk pemulihan sumber daya hutan yang telah rusak. Menanam pohon, berarti menyelamatkan ribuan makhluk yang ada di muka bumi.

“Menanam pohon sama dengan sedang menanam doa, menanam harapan dan menanam kerja kita semuanya untuk keberlanjutan hidup generasi yang akan datang,” ucap Siti Nurbaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Baca juga: Pemanasan Global dan Kebakaran Hutan

Pada 28 November, perlu adanya pergerakan nyata. Adanya perbaikan yang tepat dengan mulai menyadarkan kepedulian dalam diri masing-masing untuk melakukan sebuah aksi nyata. Sebab, bukan tidak mungkin hutan hujan di dunia akan menghilang total dalam waktu seratus tahun akibat perusakan hutan seperti sekarang.

Lena Karolina, pemilik dari Kebun Pahlawan 10 berharap semua insan yang ada di bumi bisa saling belajar untuk bertanam dimulai dari hari ini. Tidak menyalahkan siapa-siapa, melainkan dimulai dari diri sendiri.

“Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak menanam, karena menanam di pot saja bisa kita lakukan. Jangan berpikir bahwa menanam itu sulit, kemudian alasan bahwa kita tidak punya lahan. Keduanya bukan jadi alasan lagi karena yang utama adalah niat kita untuk mau bertanam,” ungkap Lena kepada Jagad Tani.

Baca juga: Berani Jadi Pahlawan Pertanian Kota

Related News