• 25 April 2024

Seni Merawat Tanaman Hidroponik

“Kita tuh harus merawat tanaman dengan hati, karena kita ini sedang berhadapan dengan makhluk hidup. Dan tanaman itu butuh perlakuan baik, perlakuan yang harus sesuai dengan kebutuhan tanaman. Kalau kita memperlakukan tanaman dengan baik, maka tanaman juga akan memberikan hasil yang terbaik,”

BOGOR – Merawat tanaman hidroponik maupun konvensional, sebetulnya relatif sama. Pada cara perawatan secara konvensional, tanaman harus diberi pupuk. Begitupun juga dengan merawat tanaman hidroponik, tanaman harus diberikan pupuk.

Meskipun demikian, secara teknik merawat hidroponik berbeda. Teknik pertanian hidroponik merupakan salah satu bukti bahwa kemajuan teknologi dan pengetahuan juga sangat berperan dalam sektor pertanian. Saat ini, hampir sebagian masyarakat perkotaan sudah mulai ikut menanam dengan cara hidroponik. Termasuk, salah satunya adalah Rennita, wanita yang menggeluti hidroponik sejak 2018.

Rennita mengaku tertarik dengan hidroponik karena merawat tanaman menjadi salah satu hobinya. Kata Rennita, meski pertanian dianggap identik dengan kegiatan kotor-kotoran, namun hidroponik sangat berbeda. Padahal, ia mengaku bukan lulusan pertanian melainkan dari jurusan manajemen bisnis.

“Sama sekali tidak ada background pertanian. Kemudian saya coba-coba menanam dengan melihat tutorial dari YouTube, Internet. Untuk pertama kalinya, saya coba prektek di atas balkon rumah,” kata Rennita kepada Jagadtani.Id saat ditemui di kebun RH Farm, yang berlokasi di jalan Raya Cifor no. 03 RT 03 RW 02, Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Baca juga: Hidroponik, Tepis Stigma Buruk Petani

Menurut Rennita, tumbuhan adalah makhluk hidup yang juga peka terhadap kasih sayang. Ia percaya, sebagaimana manusia, tumbuhan juga memerlukan kasih sayang pada proses penanamannya. Hal ini ia terapkan pada cara perawatan kebun hidroponik miliknya. Rennita menceritakan, bahwa merawat hidroponik memiliki seni tersendiri bagi para pelakunya.

“Kita tuh harus merawat tanaman dengan hati, karena kita ini sedang berhadapan dengan makhluk hidup. Dan tanaman itu butuh perlakuan baik, perlakuan yang harus sesuai dengan kebutuhan tanaman. Kalau kita memperlakukan tanaman dengan baik, maka tanaman juga akan memberikan hasil yang terbaik,” ungkap ibu 3 anak itu.

Dahulu, Rennita hanya coba menanam sayur hidroponik di atas balkon rumahnya. Berbekal lahan seluas 8x4 meter, ia mencoba menanam sayuran hidroponik dengan jumlah 420 lubang tanam. Meski pada awalnya, hasil panen dari kebun tersebut tidak ia jual melainkan ia bagikan kepada tetangga, teman-teman pengajian, dan kerabat terdekat. Berangkat dari situ, Rennita secara pelan-pelan mengedukasi dan memperkenalkan tentang tanaman hidroponik sekaligus mempromosikan produk miliknya.

“Saya coba jelaskan kepada mereka. Ini loh sayuran hidroponik, beda dengan sayur yang ditanaman konvensional. Di coba dulu. Nah, kalau mereka cocok, nantinya mereka akan ketagihan untuk mau membeli dan pesan sayur hidroponik kepada saya,” jelasnya.

Baca juga: Petani Hijrah, Sukses Bertani Hidroponik

Kini, bukan lagi bercocok tanam diatas balkon. Rennita telah berhasil membangun kebun hidroponik di daerah Cifor dengan jumlah media tanam hingga 12000 lubang tanam. Wanita berusia 36 tahun itu mengaku, selama menjalani bisnis kebun hidroponiknya ia merasa bebas dari stress dan rasa tertekan. Kedepannya, dari kebun hidroponik yang ia bangun, ia berharap dapat mengembangkan bisnisnya ke ranah kuliner yang menyehatkan.

“Rencana berikutnya, RH Farm akan buat kafe sehat ala hidroponik. Karena disini kan sentralnya hidroponik ya, jadi isi menu didalamnya akan ada menu-menu sehat dari tanaman hidroponik. Misalnya jus hasil dari kebun sendiri, ada jamu juga. Mensuplai minuman sehat yang bisa meningkatkan imunitas tubuh. Projek yang sedang berjalan, saya sedang membuat green house untuk pengembangan melon dan tomat hidroponik,” tutupnya.

Baca juga: Pertanian Canggih Smart Green House

Related News