• 29 March 2024

Intip Hidroponik Petani Wanita Milenial

"Ia bercerita saat memulai pemasaran hasil panen yang masih skala kecil ditawarkan dan dijual ke tetangga sekitar rumah. Rennita juga mengaku sempat memberikan promosi gratis terlebih dulu"

BOGOR - Siapa sangka berawal dari hobi bercocok tanam, Rennita kini sukses bisa meraup pundi-pundi rupiah dari pertanian hidroponik. Petani wanita milenial itu mulai melirik peluang usaha pertanian hidroponik sekitar tiga tahun lalu.

Pada tahun 2018, Rennita mencoba hobi menanam berbagai jenis sayuran di 420 lubang tanam hidroponik. Sebagai pemula ditambah tak memiliki latar belakang pertanian, ia sempat kesulitan dalam mengaplikasikan sistem budidaya tanaman tanpa media tanah itu.

"Awalnya itu aku coba di balkon rumah ukuran 4x8 meter dengan 420 lubang tanam. Aku juga coba searching di YouTube cara semai gimana, karena dulu beli bibit dan dipikir-pikir beli 1 bibit 2 ribuan lumayan kalau dikali 420. Yang menurut aku dari semua proses hidroponik memang paling sulit itu semai gagal terus sampai 15 kali. Akhirnya dapat formula jitunya, Alhamdulillah bisa dari proses semai sampai panen," kata Rennita kepada Jagadtani.id, Sabtu (21/8).

Ia bercerita saat memulai pemasaran hasil panen yang masih skala kecil ditawarkan dan dijual ke tetangga sekitar rumah. Rennita juga mengaku sempat memberikan promosi gratis terlebih dulu.

Baca juga: Tips Sukses Menjadi Petani Milenial

Setahun berlalu atau tepatnya tahun 2019, ia mendapat permintaan pasar yang terbilang cukup lumayan. Ada peluang terbuka lebar, Rennita pun mengembangkan pertanian hidroponik dari skala rumah dengan mendirikan RH Farm di Kelurahan Setu Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Di atas lahan seluas 5.200 meter persegi, ia peruntukan 1.000 meter persegi untuk pertanian hidroponik dengan 12 ribu lubang tanam yang ditanami berbagai jenis sayuran. Mulai dari pakcoy, kailand, pagoda, bayem, kangkung, caisim, juga selada.

Sementara di sekitar berdirinya instalasi-instalasi hidroponik, Rennita manfaatkan lahan untuk meningkatkan produktivitas dengan pertanian organik. Ada berbagi komoditas, seperti edamame, ubi, talas, kacang panjang dan buncis yang ditanam dengan pola tanam secara bergantian.

"Kalau untuk pengembangan kedepan kita mau membuat green house budidaya melon dan tomat yang dibangun di atas kolam-kolam ikan. Di sini kita budidaya nila, mas, lele dan gurame," imbuh Rennita.

Baca juga: Semangat Petani Muda Klaten

Baginya, dunia pertanian itu menyenangkan bahkan bisa menghilangkan stres ketika melihat hijaunya tanaman. Pertanian juga, menurutnya, tidak akan pernah habis dalam artian hasilnya itu dibutuhkan untuk dikonsumsi masyarakat.

Saat ini, RH Farm yang dikelolanya sudah bisa memetik panen berbagai jenis sayuran hidroponik tiga kali dalam satu minggu dengan omzet penjualan rata-rata Rp30 juta per bulan. Hasil panen tersebut dipasarkan ke sejumlah wilayah di Bogor dan Jakarta.

"Sekarang strategi market aku berubah yang tadinya suplai ke koperasi karena stop waktu pandemi COVID-19, jadi aku jual sendiri ke end user ke reseller di perumahan-perumahan. Masyarakat yang beli langsung ke sini juga bisa," kata wanita yang menginjak usia 36 tahun itu.

Related News