• 19 April 2024

Dibalik Kerasnya Tanduk Rusa

Tanduk rusa bukan hanya bermanfaat bagi rusa itu sendiri, tanduk rusa dapat dijadikan sebagai obat alternatif untuk manusia.

BANDUNG - Tanduk merupakan mahkota kebanggaan bagi hewan kelompok mamalia pemamah biak atau dalam bahasa latin, Ruminantia. Salah satunya yaitu tanduk rusa pada rusa jantan yang sering menjadi ciri khas bagi hewan jumper. Gagahnya antler atau tanduk rusa seringkali menjadi incaran para pemburu untuk diambil sebagai hiasan dinding rumah maupun sebagai koleksi pribadi yang membanggakan.

Bagi hewan pemakan tumbuhan ini, fungsi tanduk rusa jantan selain digunakan sebagai pemikat lawan jenis, juga sebagai perlawanan saat bahaya. Selain itu, tanduk juga digunakan untuk berduel dengan rusa jantan yang lain saat memperebutkan rusa betina.

Tanduk menjadi ciri khas rusa yang paling mudah dikenali dibandingkan dengan hewan lainnya. Bukan tanduk biasa, seperti halnya tanduk domba, tanduk rusa tumbuh dari jaringan hidup berupa tulang padat yang umumnya dimiliki rusa jantan. Biasanya, setiap tahun tanduk lama akan berganti menjadi tanduk yang baru.

Menurut  Epiyan, pengelola rusa di Dunia Rusa di Paris Van Java, Kelurahan Cipedes, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat, tanduk rusa merupakan bagian anggota tubuh yang paling cepat tumbuh bila dibandingkan dengan anggota tubuh hewan-hewan lainnya. Selain itu, tanduk juga merupakan senjata penting bagi rusa.

Dengan tanduknya, rusa dapat menjaga diri dari serangan musuh.  Tanduk sangat penting bagi rusa untuk melindungi diri dari musuh-musuhnya. Namun, tanduk rusa bukan hanya bermanfaat bagi rusa itu sendiri, tanduk rusa dapat dijadikan sebagai obat alternatif untuk manusia.

“Tanduk rusa bisa sebagai obat untuk menghangatkan, terus juga bisa memperkuat tubuh, buat yang punya penyakit anemia juga bisa. Lalu manfaat yang lainnya, bisa menghilangkan rasa letih. Banyak manfaatnya,” ujar pria berusia 35 tahun itu, belum lama ini.

Di Indonesia sendiri juga memiliki beberapa rusa asli yang terdiri dari berbagai jenis, seperti rusa sambar, rusa timor, rusa bawean, dan kijang. Berdasarkan struktur tubuhnya, rusa sambar memiliki ukuran yang paling besar dibanding rusa timor dan rusa bawean, sedangkan kijang merupakan jenis rusa paling kecil. Namun, Epiyan menambahkan bahwa rusa yang dipelihara bukan merupakan satwa yang dilindungi di Indonesia, rusa-rusa tersebut berasal dari luar negeri.

“Di sini tidak memelihara hewan yang dilindungi, atau satwa yang dilindungi Indonesia kalau sebutannya mah. Rusa-rusa ini dari luar negeri, yaitu jenis rusa totol dari India. Rusa-rusa di sini dari india semuanya pokoknya,” tutupnya.

Related News