• 29 March 2024

Budidaya Lobster, Menyelamatkan Biota Laut

uploads/news/2021/07/budidaya-lobster-menyelamatkan-biota-68285dc3661dd46.jpg

"Untuk menghindari kepunahan lobster maka perlu adanya pembudidayaa"

JAKARTA - Sahabat tani suka lobster? Daging lobster yang gurih, halus dan lezat serta berprotein tinggi membuat lobster diminati banyak orang. Maka dari itu, peluang menjual lobster sangat menjanjikan menilik peminatnya yang sangat ramai. Sayangnya, pasokan lobster belum sebanyak yang dibutuhkan ditambah banyak nelayan yang mengambil lobster dari alam secara besar-besaran. Rupanya, para pembudidaya lobster perlu ditingkatkan.

Lobster (Panulirus spp.) adalah biota yang termasuk golongan krustasea, gastropoda dan alga adalah makanan sampingan. Sementara ikan, ecinodermata dan ascidiacea sebagai makanan tambahan. Lobster merupakan hewan nokturnal yang aktif mencari makan pada malam hari.

Pada jurnal ilmiah Biosfera vol: 35 (1) Januari 2018, Peneliti krustasea dari Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Rianta Pratiwi menulis tentang Keanekaragaman dan Potensi Lobster (Malacostraca: Palinuridae) di Pantai Pameungpeuk, Garut Selatan, Jawa Barat. Di halaman 10-12, ia menyebutkan bahwa Indonesia merupakan penghasil perikanan lobster terbesar hampir di seluruh perairan Indonesia, dari pantai barat Sumatera hingga pantai timur Jayapura.

Baca juga: Ganasnya Belut Listrik di Amazon

Karena mengikuti arus permintaan yang terus meningkat, maka penangkapan lobster menjadi overload. Banyak sekali jenis-jenis udang yang kita kenal di laut, maka tidak berlebihan bila dikatakan lobster merupakan salah satu marga dari crustacea laut yang mempunyai potensi ekonomi penting dan telah dikenal diseluruh dunia.

Nah sahabat tani, untuk menghindari kepunahan lobster ini, maka perlu adanya pembudidayaan akan biota laut yang satu ini. LIPI salah satu lembaga yang ikut membudidayakan lobster. Peneliti dari BBIL LIPI, Varian Fahmi,menjelaskan tahapan pembudidayaan lobster terbagi menjadi beberapa bagian yaitu Tahapan pembudidayaan ada tiga, yaitu pembenihan, pendederan, dan pembesaran.

“Tahap pembenihan, terjadi proses kawin antara lobster jantan dan betina sampai menghasilkan bayi lobster. Ketika lobster sudah besar, maka kami menjadikannya induk. Selanjutnya induk-induk itu dikawinkan, anak-anaknya nanti itulah yang kami gunakan untuk riset pembenihan,” katanya mengutip dari laman resmi LIPI.

Baca juga: Racun Mematikan Gurita Cincin Biru

Lebih lanjut Fahmi menjelaskan, Setelah telur-telur dibuahi oleh sperma dari lobster jantan, telur tersebut akan diletakkan dibawah perut lobster betina, menempel pada kaki renangnya. Telur yang dierami akan mengalami perubahan warna dari merah jingga menjadi merah gelap. Namun, tambahnya, tahapan pembenihan tidak semudah itu, ada beberapa tahap di dalamnya dan membutuhkan teknologi khusus.

“Hingga saat ini kami belum mengetahui pakan dan kondisi lingkungan yang paling cocok untuk bayi lobster,” ungkapnya.

Kemudian untuk tahapan pemeliharaan anakan lobster, tim peneliti LIPI menggunakan Keramba Jaring Apung (KJA). KJA dapat terbuat dari bambu atau kayu yang diberi pelampung, sehingga dapat mengapung di atas permukaan air laut. Rakit tersebut berbentuk persegi dan di tiap sudut diberi tali ukuran 22 mm yang diikatkan pada jangkar di dasar laut. Varian Fahmi menjelaskan, pada bagian tengah dari rakit dibuat petak-petak agar wadah pemeliharaan dapat digantungkan. Sahabat tani juga bisa gunakan ukuran bervariasi, tergantung kebutuhan.

“KJA yang kami gunakan saat ini bukan yang terbat dari kayu atau bambu, melainkan HDPE (High-density polyethylene), yaitu bahan polimer termoplastik yang terbuat dari proses pemanasan minyak bumi. Harganya memang lebih mahal, tapi lebih awet bisa hingga 10 tahun,” tutur Peneliti Muda lulusan Pascasarjana Institut Teknologi Bandung itu.

Baca juga: Ekonomi Meningkat Berkat Olahan Lele

Varian menyebutkan, lokasi KJA tempat pemeliharaan anakan lobster umumnya terletak di teluk yang mempunyai pertukaran air bagus dan terhindar dari gelombang tinggi. KJA juga harus terletak jauh dari sungai untuk menghindari fluktuasi salinitas air laut, terutama pada saat musim hujan.

“Berbeda dengan biota-biota yang pernah kami riset di BBIL, pendekatan budidaya lobster kita mulai dari pembesaran, karena teknologi pembenihan lobster masih belum berkembang. Australia baru-baru ini memiliki teknologi pembenihan lobster setelah riset belasan tahun. Nah, sambil jalan tahap pembesaran di BBIL, kami juga mencoba melakukan pembenihan, tapi belum berhasil hingga saat ini,” tutupnya.

Baca juga: KKP Ajak Milenial Kembangkan MSF

Related News