• 29 March 2024

Padi Inpari Zinc Cegah Stunting

uploads/news/2019/11/padi-inpari-zinc-cegah-862471101626d61.jpg

Kandungan zinc 34,51 ppm (padi Inpari Zinc) bisa digunakan sebagai salah satu upaya mengatasi kekerdilan atau stunting.”

KULON PROGO - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta melakukan demo plot padi varietas Inpari IR Nutrisi Zinc pada lahan seluas 4.000 meter persegi di Kecamatan Kalibawang. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, Aris Nugraha, mengatakan Inpari IR Nutri Zinc merupakan varietas padi baru yang memiliki kandungan zinc 34,51 ppm.

“Kandungan zinc 34,51 ppm bisa digunakan sebagai salah satu upaya mengatasi kekerdilan atau stunting,” katanya seperti melansir Antaranews, Senin (11/11) kemarin.

Ia juga menyebut jika Bappeda Kulon Progo dan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo serius menangani pengentasan desa stunting. Oleh karena itu, BPTP Yogyakarta sebagai lembaga riset Kementerian Pertanian memberikan dukungan teknologi budi daya padi Inpari IR Nutrisi Zinc. Beras yang memiliki kandungan zinc 34,51 ppm, ternyata lebih tinggi dibandingkan kandungan zinc beras pada umumnya.

Aris mengungkapkan, tanaman padi Inpari IR Nutri Zinc ditanam pada demplot Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP) Kalibawang dan dikawal ketat oleh peneliti BPTP Yogyakarta. Sistem tanam yang digunakan yaitu Jajar Legowo 2:1, tanaman dipupuk organik dua ton per hektare, dipupuk Ponska 300 kilogram per hektare, dan dipupuk 200 kilogram per hektare.

“Saat ini, tanaman berumur 45 hari dan performa bagus,” katanya.

Untuk mengantisipasi gangguan hama tikus sawah, dilakukan pemasangan linear trap barrier system (LTBS) sebagai salah satu teknologi pengendalian hama tikus sawah. Produktivitas padi Inpari IR Nutri Zinc juga diharapkan dapat optimal sesuai potensi hasilnya 9,98 ton per hektare.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Kulon Progo, Tri Hidayatun mengatakan, dari hasil panen nanti akan dikembangkan ke gabungan kelompok tani yang menyuplai beras untuk bantuan pangan non-tunai (BPNT)

“Selanjutnya hasil panen bekerja sama dengan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan didistribusikan ke kepala keluarga (KK) yang ada ibu hamil atau balita yang rentan tumbuh kerdil,” tutupnya.

Related News