• 29 March 2024

Alat Penebar Pupuk dari Kediri

uploads/news/2019/11/alat-penebar-pupuk-dari-38128d19b3614a5.jpg

“Idenya muncul karena petani di kampung saya banyak yang usia lanjut, merasa pinggang sakit jika memupuk.”

KEDIRI - Petani di Desa Wonocatur, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Panimin, berhasil membuat alat penebar pupuk dari bahan-bahan sederhana. Sehingga, memudahkan petani untuk memupuk tanaman, bahkan untuk petani yang sudah lanjut usia.

“Ini alat untuk menyebar pupuk pada tanaman. Idenya muncul karena petani di kampung saya banyak yang usia lanjut, merasa pinggang sakit jika memupuk. Jadi, dengan alat ini bisa membantu,” kata Panimin, seperti dilansir Antaranews, Jumat (8/11).

Dirinya mengatakan, alat berbentuk lonjong ini dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti pipa pralon, bahkan ada yang merupakan barang bekas. Awalnya, pipa dengan ukuran 2,5 dim (diameter lingkaran pipa) dipotong dengan panjang sekitar 130 sentimeter. Lalu, dua pipa kecil yang dibuat dengan lubang yang sama untuk jalur pupuk. Setelah semua selesai dilubangi, direkatkan dengan paku agar tidak mudah bergerak.

Setelah itu, semua diikatkan dengan tali ban. Untuk tutup, juga dibuat dari botol bekas yang dipotong meruncing. Tujuannya selain untuk menutup pipa, juga untuk mengambil pupuk dan menuangkannya ke dalam pipa. Alat sederhana namun bermanfaat itu bisa dibuat dalam rentang waktu sekitar dua jam. Setelah jadi, alat siap untuk dimanfaatkan. Dari ukuran pipa itu, bisa menampung satu ember kecil atau sekitar empat kilogram pupuk.

Panimin mengklaim, dengan bantuan alat praktis ini akan lebih mengefisienkan waktu pemupukan. Jika dengan cara konvensional atau ditaruh satu per satu dengan cara membungkuk, membutuhkan waktu antara 4-5 jam, dengan memanfaatkan alat ini hanya selesai dalam tiga jam.

“Keunggulannya bisa efisien waktu, menghindari sakit pinggang, takaran pupuk juga rata. Biasanya untuk pemupukan ladang antara 4-5 jam, dengan alat ini hanya sekitar tiga jam. Alatnya dari bahan sederhana, termasuk bahan bekas dari sekeliling misalnya kayu pegangan dari sapu bekas, karet ban bekas,” tuturnya.

Panimin mengatakan, sejak para tetangga kenal alat ini sekitar awal 2019m banyak yang tertarik. Dirinya akhirnya memenuhi pesanan para petani dari daerahnya termasuk dari luar daerah. Satu unit alat ini dijual seharga Rp75 ribu.

“Umur alat ini bisa sampai 5-6 tahun, asalkan tidak sampai jatuh atau tertimpa barang keras lainnya. Saya buatkan berdasarkan pesanan, harganya saya patok Rp75 ribu per unit,” katanya.

Yayuk Anisa, petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Pertanian Kabupaten Kediri mengaku sangat mengapresiasi kreativitas para petani. Pihaknya juga mendukung penuh berbagai alat yang dibuat oleh petani termasuk alat untuk menebar pupuk tersebut, karena termasuk inovasi baru kendati terbuat dari bahan sederhana.

“Kami mendukung penuh jika ada petani yang kreatif, termasuk alat bantu penebar pupuk ini. Tentunya ini memudahkan petani,” tutup Yayuk.

Related News