• 26 April 2024

Jaga Stok Pangan Jelang Ramadhan

uploads/news/2021/04/jaga-stok-pangan-jelang-247397a398a5d64.jpg

"Tantangan Ramadhan 2021 kali ini, umat muslim khususnya di Indonesia harus menjalani puasa dengan situasi ekonomi dan kesehatan yang masih rentan virus COVID-19"

JAKARTA – Menjelang puasa Ramadhan 1442 Hijriah yang diperkirakan mulai pada 13 April 2021, ada hal berbeda dari puasa Ramadhan tahun ini dengan tahun sebelumnya. Puasa tahun ini, akan dijalankan umat muslim dengan suasana pandemi COVID-19 yang masih mewabah sejak 2020 lalu. Akibat dari situasi pandemi ini menyebabkan berbagai sektor terdampak, dampak terbesar sangat dirasakan oleh sektor ekonomi dan kesehatan.

Setiap hari, kasus COVID-19 mengalami peningkatan. Hal ini membuat pemerintah mengambil langkah pencegahan serta penanggulangan guna membatasi penyebaran virus pada masyarakat. Misalnya, pembatasan kegiatan masyarakat yang menyebabkan keramaian. Kebijakan tersebut cukup mampu menahan laju penyebaran COVID-19, namun sektor ekonomi mengalami penurunan karena pembatasan tersebut.

Baca Juga: Stok Cabai Jelang Ramadhan Aman

Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun 2020 lalu mengalami penurunan hingga minus 2,07 persen. Tercatat bahwa di Jakarta bahkan mengalami penurunan sampai minus 2,36 persen selama Januari-Desember 2020 jika dibandingkan dengan periode pada 2019.

Dan tantangan Ramadhan 2021 kali ini, umat muslim khususnya di Indonesia harus menjalani puasa dengan situasi ekonomi dan kesehatan yang masih rentan virus COVID-19. Bahkan tak dipungkiri, adanya kemungkinan kenaikan harga kebutuhan pokok.

Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta mengakui bahwa akan ada kemungkinan naiknya harga bahan pokok tersebut. Kenaikan diperkirakan sebesar 10-15 persen pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
Namun Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria berpesan, adanya potensi kenaikan harga-harga bahan pokok di tengah pandemi ini jangan sampai membuat Jakarta panik akan kekurangan stok pangan. Sebab menurutnya, stok pangan di Jakarta masih dalam kategori aman.

Baca Juga: KKP Gencarkan GERPARI Melalui Pelatihan

"Sampai hari ini, Jakarta tidak pernah ada masalah dengan pangan, termasuk dulu waktu kejadian 1998 sekalipun, kita tak pernah ada masalah dengan pangan. Apalagi sekarang dalam kondisi normal, dan sekalipun pandemi, sekalipun Ramadhan, Idul Fitri, pangan tetap tersedia," ujar Riza dalam sebuah forum diskusi pangan, mengutip dari Antara.

Harus diakui bahwa pangan jadi salah satu yang paling sering mengalami kenaikan harga, khususnya di Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Desember 2020 lalu, kenaikan pangan di Ibu Kota mencapai 0,26 persen dengan komoditi cabai yang paling mengalami kenaikan harga sangat drastis. Ancaman tersebut juga mengintai bulan Ramadhan dalam waktu dekat ini, apalagi pada komoditi cabai.

Baca Juga: Kementan Tambah Alokasi Pupuk Bersubsidi

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan (KPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati mengungkapkan, kenaikan harga bahan pokok ini hampir terjadi setiap tahun. Anak buah Gubernur Anies Baswedan ini menjelaskan bahwa pihaknya lebih siap menghadapi kenaikan harga yang tinggi dan gejolak ketiadaan stok pangan untuk 2021 kali ini.

“Kami bisa jamin, seiring waktu, kami memiliki angka yang pasti bahwa ketersediaan pangan dan jumlah supply and demandnya lebih akurat," tutur Suharini.

Suharini menyebutkan data yang tercatat oleh Dinas KPKP DKI Jakarta merinci 10 kebutuhan pangan pokok dari beras hingga minyak goreng di Jakarta, terkategori aman atau cukup untuk memenuhi kebutuhan pada Ramadhan hingga Idul Fitri 2021, namun tetap adanya prediksi kenaikan permintaan pada jelang Ramadhan. Meski demikian, stok pangan jelang Ramadhan tetap perlu adanya pengawasan dan strategi khusus untuk memenuhi kebutuhan saat Ramadhan dan Idul Fitri 2021.

Baca Juga: Kementan Ungkap Peluang Ekspor Beras

"Untuk menjamin stabilisasi pasokan (termasuk mutu) dan harga pangan, strategi khusus tetap diperlukan dengan pelibatan semua pihak, mulai dari BUMD pangan, pemerintah pusat, hingga pihak keamanan," tutup Suharini.

Related News