• 28 March 2024

Gemilang Sistem Intensif Budidaya Udang

uploads/news/2021/03/gemilang-sistem-intensif-budidaya-7830977185738ce.jpeg

Syukur Alhamdulillah, dengan beralih ke tambak intensif, hasil produksi kami bisa meningkat, otomatis pendapatan dan untung kami juga meningkat.”

JAKARTA - Fatah Aliudin, anggota kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) Sari Segara Desa Krangkeng, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, menceritakan sejarah berdirinya Pokdakan Sari Segara.

Ia bercerita, awalnya, pokdakan yang berdiri sejak 2012 ini hanya memiliki enam kolam saja.

Seiring berjalannya waktu, tepatnya pada 2014, pokdakan mulai mengembangkan tambak secara intensif.

Saat ini, luas lahan yang dimiliki Pokdakan Sari Segara sebesar 15 hektar, yang terdiri dari 5 hektar tambak intensif sebanyak 12 kolam terdiri dari empat kolam dengan ukuran masing masing 3.500 meter persegi dan delapan kolam ukuran masing masing 1.500 meter persegi.

Baca juga: Target menjadi Produsen Udang Terbesar

Sisanya, 10 hektar merupakan kolam gelondongan bandeng dan garam.

Alhamdulillah, dengan menggunakan tambak sistem intensif hasilnya bisa meningkat,” kata Fatah dalam keterangan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Senin (22/3).

Adapun, lanjut Fatah, tambak udang dengan padat tebar 70-80 ekor per meter persegi.

Sebelumnya, dengan tambak tradisional dengan produktivitas 5 kwintal hingga 1 ton per siklus per hektar dan ukuran (size) 80 dengan nilai diperoleh sekitar Rp 60.000.000.

Saat ini, dengan mengembangkan budidaya udang tambak intensif, ukuran yang diperoleh bisa mencapai ukuran 40 dengan produktivitas 12 ton per siklus per hektar dengan nilai diperoleh sekitar Rp 960.000.000.

Syukur Alhamdulillah, dengan beralih ke tambak intensif, hasil produksi kami bisa meningkat, otomatis pendapatan dan untung kami juga meningkat,” ungkap Fatah.

Untuk itu, ia pun berharap tambak milik Pokdakan Sari Segara bisa menjadi percontohan bagi pembudidaya yang ingin mengembangkan tambaknya menjadi tambak intensif.

Sehingga, dapat mensejahterakan anggota kelompoknya.

Kedepan kami akan mengembangkan tambak intensif kembali seluas 5 hektar dan harapan kami adanya bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan seperti berupa kincir, pompa, genset , benur atau pakan,” ujarnya lagi.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto mengatakan, saat ini pihaknya tengah fokus pada produk ekspor.

Salah satu komoditas unggulan Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi yaitu udang.

Maka dari itu, udang dipilih sebagai salah satu komoditas ekspor unggulan.

Kita akan kejar terus produksi udang. Dan untuk mencapai produksinya, maka kami terus mensosialisasikan dan menggaungkan budidaya udang sistem intensif. Oleh karena itu, KKP menyiapkan strategi peningkatan produksi udang nasional yakni melalui intensifikasi teknologi. KKP juga mendorong tambak tradisional untuk di-upgrade teknologinya sehingga memiliki produktivitas optimal,” jelas Slamet.

Selain itu, dirinya mengaku mengapresiasi sekaligus bangga pada Pokdakan Sari Segara, karena sudah mulai merasakan hasil dari tambak intensif yang dapat meningkatkan taraf hidup kelompok.

Semoga tambak Pokdakan Sari Segara dapat menjadi contoh bagi petambak lain yang akan mengembangkan tambaknya menjadi tambak intensif. Sebagaimana Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono sampaikan harapannya dapat ditingkatkan teknologinya dengan tambak intensif,” papar Slamet.

Selain aspek teknologi, lanjut Slamet, untuk meningkatkan nilai tambah serta sosial ekonomi berperan penting pada kesejahteraan pembudidaya, aspek lingkungan yaitu faktor yang paling utama, pola pengelolaan dengan mempertimbangkan kualitas lingkungan.

Ketersediaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang efektif dan selalu menjaga kelestarian ekosistem, menurutnya merupakan hal mutlak yang harus ada dan dilakukan dalam budidaya udang apalagi teknologi intensif.

Baca juga: Memijah Kembali Udang Windu Afkir

Dengan tetap menjaga kualitas lingkungan melalui pengelolaan limbah yang efektif, maka kendala hama dan penyakit tidak menjadi hal yang berarti.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, Edi Umaedi menambahkan, tambak udang intensif merupakan salah satu upaya dalam rangka percepatan peningkatan produksi perikanan.

Menurutnya, dalam proses budidaya, sebaiknya dilakukan secara ramah lingkungan untuk keberlangsungan proses budidaya.

Oleh karena itu, perlu dukungan infrastruktur yang memadai.

Harapannya dengan sistem intensif ini mampu meningkatkan produksi udang dan mampu meningkatkan kesejahteraan serta ekonomi para pembudidaya di Kabupaten Indramayu,” tandasnya.

Related News