• 25 April 2024

Primadona Baru di Food Estate

uploads/news/2021/02/primadona-baru-di-food-1328222ff5a2113.jpg

Hasil panen kali ini produksinya meningkat berkat tanam padi varietas Inpari 42 GSR.

JAKARTA - Program food estate atau lumbung pangan yang dicanangkan Presiden RI, Joko Widodo, mulai memperoleh feedback positif.

Petani di kawasan food estate  di Provinsi Kalimantan Tengah, tepatnya di Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, memiliki idola baru varietas padi.

Mereka mulai menaruh hati pada dua varietas padi hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yaitu Inpari 42 GSR dan padi varietas Inpari 32 HDB.

Seorang petani anggota dari kelompok tani Karya Makmur, Taufik, mengungkapkan untuk musim panen kali ini produksi padinya meningkat dibandingkan dengan musim panen sebelumnya.

Baca juga: Kabar Baik dari Food Estate

Menurutnya, peningkatan itu tidak hanya dirasakan oleh anggota kelompoknya saja, akan tetapi kelompok tani lainnya juga merasakan hal yang sama. 

Hasil panen kali ini produksinya meningkat berkat tanam padi varietas Inpari 42 GSR. Musim panen sebelumnya produksi padi di kelompok Karya Makmur paling tinggi 4 ton per hektar, kali ini panen memperoleh hasil rata-rata 5,6 t/ha bahkan di kelompok tani lainnya ada yang mencapai 6,4 ton per hektar,” katanya dalam keterangan Balitbangtan.

Lebih jauh, Taufik juga menambahkan, pada program food estate ini ia juga mendapat bimbingan dan pelatihan selain memperoleh varietas unggul baru.

Di sisi lain,  karena hasil panen varietas Inpari 42 GSR termasuk tinggi, maka sebagian hasil panen digunakan untuk benih di musim tanam berikutnya.

Namun, tidak seluruhnya dijual.

Peningkatan produksi padi di kawasan food estate ini juga dibenarkan oleh Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Tengah, Syamsuddin.

Menurut Syamsuddin, dari hasil monitoring di lapang varietas padi yang paling banyak ditanam petani di desa Belanti Siam yaitu Inpari 42 GSR dan Inpari 32 HDB.

Selain dua varietas tersebut, ada juga sebagian petani yang menanam Inpari Nutri Zinc, Inpari 43 GSR, dan padi hibrida Hipa 18.

Khusus varietas Inpari 42 GSR dan varietas Inpari 32 HDB memiliki tingkat preferensi dan permintaan terbesar petani saat awal program food estate ini. Petani menyukai kedua varietas ini karena rendemen berasnya tinggi dan harga jualnya yang bagus,” ujarnya.

Syamsuddin juga mengemukakan, kebanyakan petani yang menanam varietas Inpari 42 GSR dan varietas Inpari 32 HDB menjadikan benih kembali hasil panennya.

Karena hasil panennya bagus, sehingga petani tertarik untuk tanam kembali kedua varietas tersebut di musim tanam berikutnya,” katanya.

Baca juga: Ribuan Alsintan untuk Food Estate

Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Priatna Sasmita, mengapresiasi gelaran panen raya yang dilakukan oleh petani di kawasan food estate dan hasil panennya mampu meningkatkan produktivitas 2-3 ton per hektar.

Hasilnya sudah kita dengar langsung dari petani, ada peningkatan produksi padi sekitar 2-3 ton per hektar,” kata Priatna.

Ia juga menyampaikan, perihal banyaknya petani di kawasan food estate yang lebih mengidolakan Inpari 42 GSR dan Inpari 32 HDB menjadi pilihannya.

Tujuh varietas yang diintroduksikan merupakan varietas yang telah dikaji keunggulan adaptasinya pada lahan rawa. Selanjutnya, pemilihan varietas menjadi haknya petani,” pungkasnya.

Related News