• 25 April 2024

Sehidup Semati Mimi dan Mintuno

uploads/news/2020/12/sehidup-semati-mimi-dan-4879081eb8e48c7.jpg

Mimi dan mintuno merupakan sepasang hewan yang tidak dapat dipisahkan, apabila mereka terpisah, maka kedua hewan ini akan mati.

JAKARTA - Adakah Sahabat Tani yang mengenal horseshoe crab, kepiting tapal kuda, belangkas, atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan nama Mimi Mintuno?

Dalam filosofi Jawa, hewan ini sering disebut dalam peribahasa untuk menggambarkan pasangan hewan sejoli yang terkenal karena setia sehidup-semati.

Dadio pasangan koyo mimi lan mintuno” atau yang berarti, “jadilah pasangan suami istri yang awet atau setia seperti mimi dan mintuno.”

Baca juga: Melihat Kesetiaan Kuda Laut

Sebenarnya, hewan ini bukan makhluk yang asing bagi penduduk jawa, terutama masyarakat yang tinggal di sekitar di sekitar Laut Jawa, khususnya di Jawa Tengah.

Masyarakat mengenalnya dengan sebutan “Mimi” jika ditemukan sendiri dan “Mimi Mintuno” jika ditemukan sepasang.

Hewan ini memiliki tekstur dan bentuk yang keras seperti kepiting, namun belangkas bukan berasal dari keluarga kepiting.

Ia merupakan hewan dari famili Limulidae yang dikenal sebagai fosil hidup.

Mimi sendiri merupakan nama belangkas berkelamin jantan, sedangkan Mintuno sebutan untuk betina.

Kedua spesies ini mempunyai bentuk fisik yang hampir sama, pada hewan betina bagian depan tubuhnya agak lebar dan dipenuhi ribuan telur.

Sedangkan untuk pejantan, bagian depan lebih kecil.

Hewan ini memiliki tubuh yang beruas-ruas, karena itu mimi mintuno pun dimasukkan ke golongan Arthropoda.

Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), bentuk tubuh mimi mintuno terbagi dalam tiga bagian, pertama, bagian depan yang menyerupai “tapal kuda”.

Bagian ini mempunyai tepi yang licin, menutupi ruas-ruas kepala dan ruas-ruas dada.

Kedua, bagian tengah.

Bagian ini menutupi tujuh ruas perut, tepinya terdapat duri-duri yang panjangnya bervariasi, tergantung dari jenis kelamin hewan tersebut.

Ketiga, bagian yang paling belakang dengan bentuk menyerupai daun yang panjang dan runcing atau disebut sebagai duri ekor.

Mimi mintuno merupakan salah satu sumberdaya genetik yang dilindungi (SK Menteri Kehutanan No.12/Kpts-II/1987 dan Peraturan Pemerintah RI No.7/1999).

Satwa ini memiliki risiko kepunahan yang tinggi akibat adanya degradasi habitat, reklamasi, pencemaran, perburuan komersial, hilangnya habitat dan sumber makanan, perubahan kondisi air, serta peningkatan predasi.

Hingga saat ini, terdapat empat spesies belangkas yang masih ada di dunia, yaitu Limulus polyphemus, yang terdapat di pantai Atlantik Amerika Utara).

Sedangkan tiga lainnya berada di Asia yaitu, Tachypleus gigas, Tachypleus tridentatus dan Carcinoscorpius rotundicauda.

Keberadaan ketiga spesies Asia tersebut dinyatakan near threatened oleh IUCN (2010), threatened (2014) dan data deficient (2015).

Sedangkan untuk Limulus polyphemus dinyatakan lower risk atau near threatened berdasarkan IUCN (2015).

Mimi mintuno merupakan hewan yang memiliki peranan penting, baik secara ekonomi maupun ekologi.

Secara ekonomi, satwa ini sering dimanfaatkan sebagai hewan umpan untuk menangkap ikan sembilang, sidat, dan siput besar.

Di Hong Kong, jenis Tachypleus tridentatus menjadi makanan yang dijual di restoran.

Sedangkan di Thailand dan Malaysia, ketiga spesies belangkas Asia ini dikonsumsi sebagai makanan eksklusif.

Keunikan dari fauna dengan tempurung keras ini yaitu, mereka mempunyai darah berwarna biru.

Darah hewan ini sering diambil untuk keperluan di bidang medis.

Darahnya dapat berfungsi untuk mensterilkan produk medis dan farmasi.

Hal itu karena dalam darahnya mengandung Limulus Amebocyte Lysate (LAL), yang dapat mendeteksi endotoksin pada darah manusia dan menguji obat jika bebas dari bakteri patogen sebelum dikonsumsi oleh manusia.

Secara ekologi, mitu mintuno memiliki peranan dalam penyeimbang rantai makanan dan sebagai sumber protein bagi setidaknya 20 spesies burung pantai yang bermigrasi.

Mimi mintuno juga berperan sebagai bioturbation dan mengendalikan hewan invertebrata.

Selain itu, mimi juga sering dikonsumsi oleh monyet mangrove (Macaca fascicularis).

Baca juga: Belajar Setia dari Rangkong Gading

Beberapa penelitian menyebut, mimi dan mintuno merupakan sepasang hewan yang tidak dapat dipisahkan, apabila mereka terpisah, maka kedua hewan ini akan mati.

Menariknya, konon jika mimi dan mintuno tidak dimasak bersamaan, maka ia akan mengeluarkan racun.

Tetapi lain cerita jika dimasak secara bersamaan, hewan ini dapat dikonsumsi normal.

Related News