• 20 April 2024

Keramba Terbuka Solusi Sampah Irigasi

uploads/news/2019/10/keramba-terbuka-solusi-sampah-222721e7ae950aa.jpg

Solusi untuk mengatasi pengendalian sampah dan mampu meningkatkan ekonomi warga.

BOGOR - Pembudidayaan ikan di saluran irigasi dengan keramba terbuka di Desa Bendungan, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor atau tepatnya di wilayah RW10 menjadi solusi dalam mengatasi pengendalian sampah dan mampu meningkatkan ekonomi warga setempat. 

Saluran irigasi yang melintasi pemukiman padat penduduk ini tampak tertata apik. Keramba-keramba yang disekat jaring besi tampak berjejer di sepanjang aliran irigasi anak sungai Ciseuseupan. Selain itu, keramba terbuka yang dikelola warga ini sebagian besar diisi ikan nila, mas, lele dan koi.

Menurut Ketua Ecovillage Baraya, Irfah Satiri, ide pembuatan keramba terbuka berawal dari rasa keprihatinannya terhadap lingkungan sekitar khususnya pada saluran irigasi dari sampah. Ia pun bersama kader-kader Ecovillage Baraya mulai mencari cara untuk mengatasi permasalah ini. Setidaknya menurut Irfah, ada empat langkah yang dilakukannya saat memulai program, dimulai dari sosialisasi, aksi, reaksi dan diakhiri eksekusi.

"Kami juga bukan dalam arti ahli, tapi ada kepedulian terhadap lingkungan bagaimana mengubah mindset masyarakat terhadap sampahnya sendiri. Lalu kami mulai sosialisasi dulu, kemudian aksi dan melihat reaksi warga apakah suka dengan konsep kami sebelum melangkah lebih jauh. Alhamdulillah, warga merespon baik, lalu kami eksekusi," ujarnya, Minggu (27/10). 

Irfah juga menceritakan jika tiga tahun lalu, ia membuat keramba terbuka untuk pertama kalinya sekaligus menjadi pilot project bagi warga. Keramba dengan panjang 30 meter dan memiliki panjang sekatan masing-masing sekitar 3 meter, awal mulanya diisi ratusan ikan nila berukuran 5-6 ekor per satu kilogram.

Bak gayung bersambut, warga pun merespon dengna baik dan ditindaklanjuti dengan memperpanjang area keramba menjadi 100 meter serta menebar sebanyak satu kuintal ikan mas. Kini, panjang keramba-keramba terbuka tersebut telah mencapai 300 meter dan telah terisi satu ton berbagai jenis ikan.

"Setelah selesai, berjalan waktu itu selama tiga bulan yang dari awalnya panjang keramba terbuka 30 meter, saat ini telah mencapai 300 meter. Nilai investasi ikan dari warga setelah saya hitung-hitung mencapai Rp100 juta," ungkap Irfah.

Lebih lanjut, kata Irfah, pembuatan keramba-keramba terbuka itu juga dilakukan oleh warga sendiri. Begitu juga dalam pemberian pakannya dan menjaga kelancaran arus aliran irigasi dengan mengangkat sampah-sampah yang tersangkut di setiap jaring besi hingga ke pintu irigasi. 

"Yang saya lihat di sini juga, satu nilai kejujurannya ada, karena kami tidak ada yang namanya jaga malam gara-gara ikan. Hasil ikannya ada untuk dikonsumsi sendiri, ada yang dipinjamkan untuk indukan dan ada juga yang dijual untuk tambahan ekonomi keluarga," tuturnya. 

Irfah juga menjelaskan, dalam menjalankan program ini pihaknya tidak memaksakan kepada semua warga untuk membuat keramba terbuka. Menurutnya, inti dari semua yang telah ia lakukan yaitu agar warga tereduksi dan memiliki kepedulian untuk melestarikan lingkungan sekitar.

"Bagi kami yang dijalankan ini bagaimana masyarakat peduli terhadap sungai ini sehingga tetap bersih dan indah. Itu saja," pungkasnya. (HAB)

 

Related News