• 25 April 2024

Mantan Kontraktor Sukses Ternak Domba

Memang ada sih yang meremehkan, karena ’kok dari kontraktor tiba-tiba ke peternak domba?’ Kan memang agak jauh.” 

BOGOR - Dimas S. Nugraha atau yang lebih dikenal dengan nama Dimas, kini dianggap sebagai sosok pebisnis muda yang diperhitungkan di Indonesia.

Bagaimana tidak, mantan kontraktor ini memutuskan alih profesi sebagai peternak domba yang terbilang cukup sukses.

Menurutnya, ia memang sudah mempunyai hobi berjualan sedari duduk di bangku SMA.

Awal-awal saya memutuskan untuk menjadi peternak. Memang ada sih yang meremehkan, karena kok dari kontraktor tiba-tiba ke peternak domba, kan memang agak jauh. Tapi, karena niat saya awalnya ingin mempunyai bisnis, yang memang sekalian ibadah, jadi saya pilih beternak domba,” ucapnya saat ditemui Jagadtani.id di kandangnya yang terletak di Kelurahan Sukasari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.

Baca juga: Pentingnya Konsentrat Terbaik untuk Domba

Menurutnya profesi peternak dianggap kurang menjanjikan bagi sebagian besar anak muda di Indonesia.

Lahan-lahan untuk peternakan banyak yang beralih fungsi menjadi bangunan pabrik, perumahan, atau perkantoran.

Padahal, jika tak ada peternak, Indonesia bisa-bisa mengalami krisis pangan.

Pendapatan masyarakat pun melimpah, tapi produksi bahan pangan terbatas.

Pola pikir itulah yang disadari oleh Dimas.

Saya ini usaha ternak domba sebenarnya bertiga dengan teman saya. Modal awal itu kurang lebih Rp100.000.000. Sempat mengalami kegagalan juga beberapa kali, domba tiba-tiba mati, ada yang tiba-tiba sakit, kekurangan modal. Tapi bagi saya itu wajar, namanya usaha harus siap rugi. Tapi alhamdulillah, setelah tiga tahun berjalan, sekarang pelanggan makin bertambah,” ujar pria asal Sumatera Barat ini.

Dimas juga mengatakan, ia dan dua temannya sama sekali tidak ada yang mempunyai keahlian di bidang peternakan.

Baca juga: Manfaat Mencukur Bulu Domba

Kita bertiga ini benar-benar otodidak. Belajar lewat tanya-tanya orang, internet, istilahnya ‘learning by doing.’ Kebetulan teman saya juga ada yang dokter hewan, jadi kalau ada yang sakit saya tanya ke dia,” tuturnya.

Meski begitu, di tahun pertama, dimas dan kedua temannya berhasil mendapat keuntungan bersih sebesar Rp1 miliar.

Alhamdulillah di 2017, omzet kami kurang lebih  Rp1 miliar, lalu tahun ini Rp1,5 miliar. Padahal, cara kita berjualan berbeda dengan peternak lain. Kita menganut sistem tidak buka lapak di manapun dan tidak juga berjualan online. Jika ada pelanggan yang ingin membeli, tinggal datang saja ke kendang. Karena kami bertiga tidak mau mengecewakan pembeli karena menjual hewan secara online,” tutupnya.

Related News