• 27 April 2024

Ki Dahu yang Mulai Terpinggirkan

uploads/news/2020/12/ki-dahu-yang-mulai-23896503e3e02bc.jpg

Pohon dahu atau rao, sudah mulai dilupakan masyarakat karena jarang dibudidayakan.

JAKARTA - Sahabat Tani ada yang mengenal ki dahu (Dracontomelon dao)?

Ki dahu yang satu ini bukan nama seseorang, melainkan nama tanaman pohon yang termasuk ke dalam famili Anacardiaceae.

Pohon ini dikenal pula dengan nama rao, sengkuang (Kalimantan), dan basuong (Papua).

Baca juga: Buni, Buah Langka Kaya Manfaat

Melansir dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), umumnya, tanaman ini tumbuh di tanah datar yang kering atau di pinggir sungai yang terkadang digenangi air, pada tanah liat, atau tanah berbatu.

Ki dahu biasanya tumbuh di iklim basah atau dengan tipe curah hujan A dengan ketinggian 1.900 meter dari permukaan laut.

Tinggi tanaman ini mencapai 17-30 meter, dengan jenis batang berkayu, bentuk batang bulat, warna batang coklat, warna kulit batang putih keabu-abuan, tekstur kulit batang kasar.

Selain itu, bentuk tajuk atau keseluruhan tubuhnya seperti payung, keadaan tajuk rimbun, percabangan mendatar, letak cabang terendah lebih dari 5 meter, bentuk daun jorong, tipe daun majemuk, tepi daun rata, susunan tulang daun sejajar.

Buah bentuknya bulat kira-kira sebesar kelengkeng, warna daging buah muda putih jika sudah tua berwarna kuning, warna kulit buah muda hijau, kulit buah tua coklat kekuningan, rasa daging buah masam tetapi manis jika sudah matang serta dapat dimakan, tekstur daging buah berserat.

Daerah penyebarannya yaitu di seluruh Pulau Sumatera, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Menurut LIPI, pohon ini dapat tumbuh pada drainase tanah yang baik sampai yang buruk, terutama di tanah aluvial dan areal rawa.

Selain itu, tanaman ini biasanya diperbanyak melalui bijinya.

Pohon dahu atau rao, dianggap LIPI, sudah mulai dilupakan masyarakat karena jarang dibudidayakan.

Namun, tanaman ini ternyata memiliki banyak manfaat.

Seperti buahnya, selain dapat dikonsumsi langsung dan sebagai bahan campuran untuk memasak ikan, dahu juga dapat dimanfaatkan kulit pohonnya untuk obat diare.

Kulit bijinya juga sering digunakan sebagai bahan pewarna alami, anti bakteri dan fungi, serta penguat gigi.

Kayu pohon dahu atau rao termasuk ke dalam kayu yang sering diperdagangkan, karena dapat digunakan sebagai papan, tiang dan balok di bawah atap, kayu lapis, kabinet, mabel, barang bubutan, dan panel dinding.

Selain itu, pohon dahu dapat dijadikan sebagai hutan tanaman serta sebagai kombinasi tanaman agroforestry, karena tahan terhadap naungan.

Pohon ini dapat juga ditanam sebagai ornamen di kiri-kanan jalan.

Bahkan, di Papua Nugini, daun dan bunganya dimasak.

Baca juga: Mengenal Rotan dan Keluarganya

Sedangkan di Maluku, dipergunakan sebagai penyedap makanan.

Dalam persemaian, pohon dahu dapat ditanam tanpa memerlukan perlakuan khusus.

Benih bisa ditaburkan langsung dengan jarak 1x3 meter dan harus dibawah sinar matahari langsung.

Pohon dahu berbuah dan berbunga hampir sepanjang tahun, buah masak biasanya pada November-Februari.

 

Related News