• 29 March 2024

Daftar Merah Hewan Terbaru IUCN

uploads/news/2020/12/daftar-merah-hewan-terbaru-31286c1130f2adb.jpg

Secara historis, bison eropa diperkenalkan kembali sebagian besar ke habitat hutan, di mana mereka tidak menemukan cukup makanan di musim dingin.

JAKARTA - Uni Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature/IUCN), baru saja merilis daftar flora dan fauna yang populasinya mulai pulih hingga yang sudah punah.

Menurut IUCN, jumlah populasi bison Eropa, yang merupakan mamalia darat terbesar di Eropa, mulai pulih karena upaya konservasi dan program pemulihan.

Sebelum abad ke-20, populasi bison eropa yang pernah melimpah, kini hanya dapat ditemukan di beberapa tempat penangkaran.

Baca juga: Lahirnya Si Mungil dari Filipina

Setelah perang dunia kedua, hewan tersebut dibawa kembali ke alam liar dalam jumlah kecil.

Dalam tahun ke tahun, jumlahnya pun makin meningkat.

Tercatat, pada 2003 terdapat 1.800 ekor di alam liar.

Pada tahun lalu, jumlahnya meningkat tiga kali lipat menjadi 6.200 ekor yang terdiri dari 47 kawanan yang hidup bebas di Polandia, Belarusia, dan Rusia.

Karena itu, IUCN pun meningkatkan status bison eropa dari klasifikasi rentan menjadi ke tingkat yang tidak terlalu serius, yaitu “hampir terancam.”

Pelepasan bison eropa saat ini sedang direncanakan oleh Pemerintah Inggris pada 2022 mendatang.

Hal ini akan menjadi kali pertama spesies tersebut terlihat di alam liar di Negeri Elizabeth selama 6.000 tahun.

Namun, Rafal Kowalczyk, anggota IUCN spesialis bison mengatakan, perlunya lebih banyak tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan habitat yang tersedia untuk bison.

Hal itu, menurutnya akan mendorong keragaman genetik, karena populasi bison saat ini hanya diisolasi di satu wilayah.

Jika itu tidak dilakukan, ia memprediksi, kemungkinan hanya delapan dari kawanan besar yang dapat bertahan secara genetika dalam jangka panjang.

Secara historis, bison eropa diperkenalkan kembali sebagian besar ke habitat hutan, di mana mereka tidak menemukan cukup makanan di musim dingin. Namun, ketika mereka pindah dari hutan ke area pertanian, mereka sering berkonflik dengan masyarakat,” kata Kowalczyk melansir dari The Guardian, Jumat (11/12).

Untuk mengurangi risiko konflik dan ketergantungan bison pada makanan tambahan, penting untuk membuat kawasan lindung yang mencakup padang rumput terbuka bagi mereka untuk merumput,” tambahnya.

Selain bison eropa, IUCN juga menilai Tucuxi, lumba-lumba abu-abu kecil yang ditemukan Sungai Amazon terancam punah.

Hal itu dikarenakan tucuxi selalu menjadi korban dari meningkatnya penggunaan jaring di sungai oleh masyarakat setempat.

Menurut IUCN, jaring ikan yang tergantung di air tersebut juga akan mengikat tucuxi yang bukan menjadi target pemancingan.

IUCN pun menyarankan, agar pemerintah setempat agar melarang pembunuhan yang disengaja terhadap tucuxi.

Selain itu, menurut IUCN, mengurangi jumlah bendungan akan membantu populasi spesies tersebut.

IUCN menyebut, secara keseluruhan terdapat 31 spesies flora dan fauna yang kini dinyatakan sebagai sudah punah dalam daftar merah mereka.

Termasuk, tiga spesies katak yang berasal Amerika Tengah, yaitu Chiriqui harlequin, Limosa harlequin, dan Craugostor myllomyllon.

Katak Chiriqui harlequin sendiri belum tercatat sejak 1996 walaupun sudah dilakukan pencarian secara ekstensif.

Penyebab kepunahannya bisa dibabkan oleh penyebaran penyakit yang disebabkan oleh jamur chytrid.

Selain itu, katak Limosa harlequin juga tidak tercatat sejak 1986.

Begitu juga dengan katak Craugostor Myllonmyllon, yang tidak memiliki nama umum dan hanya diketahui dari satu spesimen betina yang dikumpulkan pada 1978.

Kepunahan juga melanda spesies ikan hiu yang baru dideskripsikan secara resmi tahun lalu.

Ikan hiu tersebut berjenis Carcharhinus obseltus, yang hidup di Laut China Selatan dan terakhir tercatat pada 1934.

Spesies ikan hiu yang satu ini merupakan yang paling banyak ditangkap di dunia, dan semakin kurangnya penampakan ikan ini telah membuat para peneliti menyimpulkan jika ikan ini telah punah.

Terakhir, kepunahan juga terjadi di Filipina, tepatnya di Danau Lanao.

Sebanyak 15 dari 17 spesies ikan air tawar yang merupakan endemik Danau Lanao, dinyatakan punah dan dua spesies berikutnya juga diprediksi akan punah.

Kepunahan ini disebabkan oleh masuknya spesies yang invasif yang memangsa ikan asli danau tersebut.

Ditambah, penangkapan ikan yang berlebihan dan metode penangkapan ikan yang merusak turut andil dalam punahnya ikan air tawar tersebut.

Selain fauna, flora juga semakin terancam.

IUCN juga mengingatkan jika nenek moyang kacang macadamia liar menjadi spesies yang terancam punah.

Penemuan ini berasal dari penilaian komprehensif terhadap keluarga Protea dari tumbuhan berbunga yang tumbuh di belahan bumi selatan.

Sebagai tempat macadamia berada, setidaknya IUCN berhasil menemukan 637 dari 1.464 spesies Protea yang rentan atau terancam punah.

Menurut IUCN, krisis iklim merupakan salah satu penyebabnya.

Ini karena, banyak dari tanaman ini yang dibatasi jangkauannya, dan perubahan siklus yang disebabkan kebakaran alami telah memukul tanaman tersebut dengan keras.

Selain itu, kehadirannya juga terancam karena tanaman ini harus tersingkirkan akibat hilangnya habitat untuk pertanian.

Baca juga: Mengenal Si Monster Ikan, Arapaima

IUCN juga menyebut, sepertiga spesies pohon ek di seluruh dunia juga terancam punah.

China dan Meksiko, menjadi negara dengan jumlah spesies yang paling tinggi.

Tak hanya di dua negara itu, pohon ek di Amerika Serikat juga terancam karena penyakit, spesies invasif, dan dampak krisis iklim.

Related News