• 26 April 2024

Rahasia Meningkatkan Produktivitas Kedelai

uploads/news/2020/12/rahasia-meningkatkan-produktivitas-kedelai-382205fc358dde3.jpg

Produktivitas kedelai sangat dipengaruhi air tanah. Oleh karena itu, teknologi Budena sangat tepat diterapkan pada awal musim hujan.

JAKARTA - Bila Sahabat Tani ingin mencoba usaha budidaya kedelai dan ingin memperbanyak produksinya, cobalah cara yang satu ini.

Namun, Sahabat Tani harus terlebih dahulu menanam atau mencari lahan pohon kayu putih.

Baca juga: Susu Kedelai Cegah Gangguan Osteoporosis

Pohon kayu putih biasanya berjarak tanam mulai dari 3×1 meter, 4×1 meter, 5×1 meter, atau jajar legowo 5×(1×1) meter.

Jarak tanam yang digunakan tersebut masih memungkinkan menjadi daerah naungan terpapar sinar matahari.

Setelah itu, Sahabat Tani bisa mencoba teknik tumpang sari yang dikembangkan Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian (Kementan).

Caranya, dengan menanam kedelai di lahan naungan pohon kayu putih.

Biasanya, tajuk kayu putih akan dipangkas rutin setiap tahunnya dan daunnya diolah untuk menghasilkan minyak kayu putih. Hal ini semakin membuat lahan sela pohon kayu putih mendapatkan sinar matahari,” ujar Kepala Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan - Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, Anak Agung Sagung Bulan, dalam keterangan tertulisnya belum lama ini.

Budidaya kedelai di lahan naungan pohon kayu putih disebut juga dengan “Budena Kayu Putih.”

Teknik tumpang sari yang satu ini, dapat menjadi solusi jitu untuk meningkatkan pendapatan petani kayu putih dan memperluas wilayah tanam kedelai.

Untuk meningkatkan produktivitas kedelai di bawah naungan pohon kayu putih, Sahabat Tani harus memulai dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas tangkapan sinar matahari.

Kualitas dan kuantitas tangkapan sinar matahari, dapat dilakukan dengan menentukan waktu tanam pohon tumpang sari dan mengatur populasi tanaman, yang disesuaikan dengan jarak tanam dan model tanam,” katanya.

Langkah selanjutnya, yaitu dengan memeriksa ketersediaan air tanah.

Menanam kedelai, dapat dilakukan pada awal musim hujan yang diperkirakan ketersediaan air tanah cukup untuk mendukung proses pertumbuhan tanaman utama atau pun tanaman tumpang sari.

Terakhir, yaitu dengan meningkatkan ketersediaan hara N, P, dan K yang bisa didapatkan dari pupuk tunggal maupun pupuk majemuk.

Namun, akan sangat bagus untuk meningkatkan bahan organik tanah dengan pemberian pupuk organik,” sebutnya.

Pengujian Budena sendiri sudah dilakukan di Kota Mojokerto, Provinsi Jawa Timur pada 2018, dengan menggunakan varietas kedelai Anjasmoro, Dena 1, Agromulyo, dan Dega 1.

Varietas tersebut ditanam dengan cara tanam baris tunggal 40×15 sentimeter.

Baca juga: Kedelai Rakitan Siap Membumi

Pupuk yang digunakan yaitu pupuk 250 kilogram per hektare Phonska dan 100 kilogram per hektare SP-36, serta pupuk organik pada saat sebelum masa tanam sebanyak 1 ton per hektare.

Hasil yang didapatkan dari produksi beberapa varietas kedelai rata-rata sebesar 0,8 ton per hektare.

Produktivitas kedelai sangat dipengaruhi air tanah. Oleh karena itu, teknologi Budena sangat tepat diterapkan pada awal musim hujan,” tutupnya.

Related News