• 25 April 2024

Dampak Buruk Membakar Jerami

uploads/news/2020/12/stop-membakar-jerami-sekarang-6571220f57e4be6.jpg

Pembakaran jerami secara perlahan juga mampu menurunkan produktivitas tanah, yang bisa menyebabkan hasil panen semakin menurun.”

JAKARTA - Banyak petani yang beranggapan membakar jerami dapat menyuburkan tanah dan membuat tanaman tahan terhadap hama penyakit.

Benarkah demikian?

Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBPadi) ternyata cara itu tidak benar.

Hal itu justru bisa membuat petani menderita kerugian yang cukup besar.

Abu bakaran jerami tidak dapat menyuburkan tanah, melainkan menghilangkan hara dalam jumlah cukup banyak.

Apalagi, jerami yang ada dipetakan sawah memiliki kandungan unsur hara yang cukup besar.

Menurut BBPadi, jerami mengandung 0,5-0,8% nitrogen; 0,07-0,12% fosfor; 1,2-1,7% kalium; dan 4-7% silika.

Unsur yang dimiliki jerami ini justru sangat berguna untuk memperbaiki kondisi lingkungan tumbuh.

Jerami yang dikomposkan ke dalam tanah mampu memperbaiki sifat-sifat tanah, baik fisik, kimia, dan biologi tanah.

Pada tanah-tanah berliat pemberian kompos jerami, dapat memperbaiki porositas tanah, sehingga kelebihan air dapat mudah dihilangkan atau didrainasikan,” jelas BBPadi.

Hal ini penting pada tanah-tanah yang ditanami tanaman bukan padi.

Sebaliknya, pada tanah pasir, daya menahan air justru menjadi lebih baik, mampu mempertahankan perakaran, tidak mudah kekeringan, serta mencegah kehilangan hara melalui pencucian.

Secara fisiokimia, pemberian kompos jerami dapat meningkatkan ketersediaan fosfor melalui pembebasan fosfor tefksasi, membentuk senyawa komplek dengan unsur besi maupun unsur aluminium, sehingga mampu sebagai penyangga pH tanah,” paparnya.

Di samping itu, dengan penambahan jerami terkomposkan dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, sehingga kehilangan hara-hara mineral dapat berkurang.

Jerami yang telah mengalami dekomposisi dapat meningkatkan absorpsi hara, kadar kalium dan menurunkan kadar besi tanah.

Dengan kata lain, membakar jerami berarti membakar unsur hara yang ada di dalam jerami tersebut.

Artinya, dengan membakar jerami kita telah membuang unsur hara yang dikandung jerami sia-sia.

Sedangkan jerami yang dibakar hanya bisa menjadi arang atau karbon.

Membakar jerami secara perlahan juga dapat menyebabkan hasil panen semakin menurun

Pembakaran jerami secara perlahan juga mampu menurunkan produktivitas tanah, yang bisa menyebabkan hasil panen semakin menurun,” jelasnya.

Justru dengan mengkomposkan jerami mampu memberikan kenaikan hasil.

Menurut hasil penelitian pada sawah tadah hujan menunjukkan, pemberian jerami pada saat pengolahan tanah pada padi gogo rancah dan walik jerami memberikan kenaikan hasil.

Rentan terserang hama dan penyakit

Jika kita membakar jerami pada petak sawah terus menerus tanpa ada penambahan unsur hara kalium ke tanah, akan menyebabkan tanaman padi rentan terserang hama dan penyakit.

Akan tetapi, dengan pengembalian bahan organik khususnya jerami ke tanah dapat memperlambat pengurangan kalium, silika, dan mengurangi serangan hama penyakit,” katanya.

Selain itu juga meningkatkan C-organik, magnesium, KTK, stabilitas agegat tanah, serta translokasi unsur nitrogen dan fosfor dari jaringan batang ke gabah.

Artinya, jerami sebagai bahan organik justru mampu mengurangi serangan hama penyakit.

Selain hal tersebut, pemberian jerami juga menyebabkan tanah lebih mudah diolah dan sangat bermanfaat bagi tanaman palawija yang ditanam setelah padi,” sebutnya.

Yang lebih parah, membakar jerami juga dapat merusak lapisan ozon yang melindungi bumi.

Selama ini, lapisan ozon bumi terus menipis akibat banyaknya industri, banyaknya polusi dari kendaraan bermotor, atau pun pembakaran hutan.

Penipisan lapisan ozon akibat polusi-polusi inilah yang menyebabkan bumi mengarah pada pemanasan global.

Oleh karena itu, hentikan bakar jerami, komposkan jerami demi mencapai produktivitas lebih tinggi.

Jerami justru memberikan banyak manfaat bagi para petani. Selain sebagai bahan pakan ternak sapi, jerami juga dapat dijadikan sebagai pupuk kompos, bahan bakar, dan lain-lain,” pungkasnya.

Related News