• 25 April 2024

Kiat Sukses Beternak Sapi Madura

uploads/news/2020/11/kiat-sukses-beternak-sapi-88412648fd9bd06.jpg

Sapi madura ini harus dijaga kemurniannya, karena merupakan salah satu kekayaan plasma nutfah Indonesia.

JAKARTA - Jika Sahabat Tani ingin beternak sapi, sapi asal Pulau Madura atau Sapi Madura bisa menjadi pilihan.

Selain di Madura, sapi ini juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia.

Hal ini dikarenakan ia memiliki banyak keunggulan, seperti memiliki daya tahan tinggi terhadap stres lingkungan, tahan penyakit, tingkat kesuburan juga tinggi dan kemampuan adaptasi tinggi, dan juga kebutuhan pakan sangat sedikit dibandingkan dengan sapi impor,” ujar Maiyunir Jamal dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) dalam keterangan resminya belum lama ini.

Di samping itu, jika Sahabat Tani hanya mampu mengolah pakan yang bernilai gizi rendah, sapi ini justru dapat menghasilkan daging yang berkualitas tinggi.

Di tempat asalnya, selain digunakan sebagai penarik bajak, sapi madura juga digunakan untuk mengolah tanah pertanian dan sebagai alat transportasi yang dinamakan ‘sapi pajikaran’.

Selain itu, sapi madura juga digunakan sebagai penarik pedati, sedangkan sapi betina dijadikan sebagai sapi bibit untuk diambil anaknya, karena kualitasnya lebih bagus.

Kualitas sapi dapat dilihat dari bentuk tubuh, warna kulit, dan kesehatannya. Sapi madura ini harus dijaga kemurniannya, karena merupakan salah satu kekayaan plasma nutfah Indonesia,” sebutnya.

Plasma nutfah merupakan kekayaan alam yang sangat berharga bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung pembangunan nasional.

Peraturan tentang ‘pelestarian sapi madura’ telah dikeluarkan sejak zaman kolonial Belanda dan tertuang dalam staatsblad (lembaran Negara) Nomor 226/1923 Nomor 57/1934, serta Nomor 115/1937.

Pada 1934, pemerintah menetapkan, sapi madura seragam dalam bentuk dan warna.

Bahkan, pada Pasal 13 a Undang-Undang Nomor 6/1967 telah ditetapkan tentang pokok-pokok peternakan dan kesehatan hewan.

Pasal tersebut juga bertujuan untuk menpertahankan populasi, menjaga bentuk, warna kulit, serta meningkatkan kualitas produksi sapi madura di pulau madura.

Dengan kebijakan ini, diharapkan dapat mencegah beberapa jenis penyakit terhadap sapi madura.

Masalah kesehatan sapi madura merupakan permasalahan yang harus diperhatikan oleh semua pihak, baik pemerintah, pemerintah daerah, pelaku usaha, pelaku utama maupun para akademis,” tuturnya.

Namun, untuk menjaga kesehatan sapi madura, Sahabat Tani perlu mengatur manajemen kesehatannya.

Hal pertama yang perlu dilakukan yaitu mengatur letak lokasi kandang sapi madura di wilayah yang tidak terdapat gejala klinis atau rentan penyakit seperti, radang limpa (Antrax), kluron menular (Brucellosis), tuberculosis (TBC), anaplasmosis, leptospirosis, piroplasmosis, infectious bovine rhinotracheitis (IBR) dan bovine viral diarrhea (BVD), septichaemia spizootica (SE), jones disease (para tubercolosis), parasit cacing, dan parasit darah.

Untuk mencegah hal tersebut, Sahabat Tani perlu memberi vaksinasi kepada ternak sapi madura.

Selain itu, kalian juga harus melakukan pengujian atau tes laboratorium terhadap penyakit hewan menular tertentu yang ditetapkan oleh instansi berwenang.

Karena itu, Sahabat Tani perlu mencatat setiap pelaksanaan vaksinasi dan jenis vaksin yang digunakan dalam kartu kesehatan ternak.

Lalu, melaporkan pada dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan setempat atau instansi yang berwenang, terhadap setiap timbulnya kasus penyakit, terutama yang diduga atau dianggap penyakit menular,” paparnya.

Setelah itu memotong kuku sapi yang dilakukan minimal tiga bulan sekali.

Sahabat tani juga perlu melakukan biosekuriti dalam mengamankan keehatan ternak dengan memperhatikan lokasi usaha, agar tidak mudah dimasuki binatang liar, serta bebas dari hewan peliharaan lainnya yang menularkan penyakit.

Lalu lakukan desinfeksi kandang dan peralatan dengan menyemprotan insektisida pembasmi serangga, lalat, dan hama lainnya.

Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari satu kelompok ternak ke kelompok lainnya, pekerja yang menangani ternak yang sakit, tidak diperkenankan melayani ternak yang sehat.

Setelah itu, pastikan agar tidak setiap orang dapat bebas keluar masuk kandang ternak yang memungkinkan terjadinya penularan penyakit.

Jika terjadi penyakit menular, tangani dengan cara membakar atau mengubur bangkai yang mati.

Sediakan juga fasilitas desinfeksi untuk staf atau karyawan dan kendaraan tamu di pintu masuk perusahaan.

Segera keluarkan ternak yang mati dari kandang untuk dikubur atau dimusnahkan oleh petugas berwenang.
Untuk mengobati penyakit pada ternak sapi madura, jika Sahabat Tani ingin menggunakan obat hewan harus meliputi, biologik, farmasetik, premik, dan obat alami.

Bila menggunakan bahan kimia dan bahan biologik harus memiliki nomor pendaftaran.

Bila menggunakan obat keras, harus di bawah pengawasan dokter hewan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang obat hewan,” tuturnya.

Selain itu, sediakan obat tradisional seperti obat penambah nafsu makan, dengan bahan yang terdiri dari, 5 biji kunyit, 5 biji temu ireng, 2 biji lempuyeng, lalu ditumbuk bersama sampai halus, kemudian disuapkan pada sapi.

Lalu campuran obat yang terdiri terdiri dari 5 biji temu ireng, 1 genggam asam jawa, dan garam secukupnya, lalu ditumbuk sampai halus, kemudian disuapkan pada sapi.

Selain itu, ada juga obat dengan bahan lainnya seperti, buah mengkudu atau pace sebanyak 2 buah disuapkan sampai nafsu makan pulih kembali.

Terakhir, ada obat dari bahan campuran yang terdiri dari, tempe bosok 1 bungkus, gula merah 1 biji, dan garam dapur 1 sendok makan, lalu ditumbuk sampai halus, kemudian disuapkan pada sapi,” pungkasnya.

Related News