• 25 April 2024

Ratusan Hiu menjadi Korban Vaksin

uploads/news/2020/09/ratusan-hiu-menjadi-korban-242278a87c6a2d4.jpg

Memanen sesuatu dari hewan liar tidak akan pernah berkelanjutan. Terutama jika itu adalah predator teratas yang tidak berkembang biak dalam jumlah besar.”

JAKARTA - Ilmuwan, para ahli, dan berbagai lembaga, berlomba-lomba menemukan vaksin ampuh untuk menangani pandemi COVID-19.

Di tengah kabar yang sedang dinanti-nantikan itu,  ratusan hiu di perkirakan akan menjadi korban dalam pembuatan vaksin virus corona.

Pasalnya, salah satu bahan penunjang produksi vaksin Covid-19 menggunakan minyak hati ikan hiu yang disebut Squalene.

Baca juga: Menjaga Imunitas dengan Jambu Biji

Perusahaan farmasi Inggris, Glaxo Smith Kline, saat ini menggunakan squalene hiu dalam vaksin flu.

Squalene juga digunakan sebagai bahan obat-obatan dan diklaim sebagai “adjuvant", yaitu istilah dalam ilmu farmasi yang berarti memiliki fungsi untuk meningkatkan efektivitas vaksin dengan menciptakan pembentukan imunitas yang lebih besar dan kuat. 

Melansir dari Sky News, perusahaan tersebut mengatakan, akan memproduksi satu miliar dosis bahan pembantu dalam pembuatan vaksin virus corona.

Diperkirakan sekitar 3.000 ikan hiu akan diburu untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Pendiri sekaligus Direktur Eksekutif Shark Allies, Stefanie Brendl, menyayangkan jika ratusan hiu akan dikorbankan.

Ia  pun menekankan, mereka bukan menolak vaksin COVID-19, namun dengan banyaknya vaksin yang menjadi penawar wabah, memiliki risiko besar yang harus dipertanggungjawabkan.

Sebab hiu merupakan elemen penting dalam rantai makanan di alam.

Menurutnya, para ahli perlu memikirkan cara mendapat squalene tanpa harus membunuh hiu.

"Memanen sesuatu dari hewan liar tidak akan pernah berkelanjutan. Terutama jika itu adalah predator teratas yang tidak berkembang biak dalam jumlah besar,” ujarnya belum lama ini.

Hal itu pun membuat para ahli mencari alternatif lain agar populasi hiu tak terancam.

Para ilmuwan juga menguji squalene versi sintetis yang terbuat dari tebu yang difermentasi. 

Stefanie Brendl juga menambahkan, pandemi saat ini juga tidak bisa diprediksi berapa lama akan berlangsung, sehingga jika terus menerus menggunakan hiu, populasi hiu akan terancam keberadaannya.

"Ada begitu banyak yang tidak diketahui tentang seberapa besar dan berapa lama pandemi ini akan berlangsung, lalu berapa banyak versinya yang harus kami lalui. Sehingga jika kami terus menggunakan hiu, jumlah hiu yang diambil untuk produk ini bisa sangat tinggi, tahun demi tahun," tuturnya.

Para ahli mengakui, pembuatan kosmetik, serta pembuatan oli mesin juga menggunakan minyak hati ikan hiu sebagai salah satu bahan produksinya.

Baca juga: LIPI Kembangkan Anti-Virus COVID-19 Herbal

Hal itu akan membuat sekitar tiga juta hiu dibunuh setiap tahunnya.

Dengan demikian, meningkatnya permintaan minyak hati ikan hiu dengan skala yang besar juga dapat membuat populasi ikan hiu terancam punah.

Salah satu jenis hiu yang memiliki banyak squalene yaitu, hiu gulper yang populasinya telah berkurang drastis.

Related News