• 19 April 2024

Rompi Anti-Peluru dari Kelapa Sawit

uploads/news/2020/09/rompi-anti-peluru-dari-kelapa-86914f208a507c4.jpg

Melalui penambahan coating material anti panas, serat TKKS woven dapat menahan api dalam waktu 30 detik. Hal ini yang digunakan dalam perancangan baju anti peluru.”

JAKARTA - Dr. Siti Nikmatin, peneliti dari Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Pertanian Bogor (IPB) University, membuat baju anti-peluru dari serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS).

Sebelumnya, Siti juga berhasil membuat helm green composite (GC) yang menggunakan filler serat TKKS pada ukuran mikropartikel.

Baca juga: Spray Anti-Bau dari Kelapa Sawit

Setelah diteliti lebih lanjut, serat TKKS ternyata mampu menyerap energi pada laju yang sangat tinggi pada saat tumbukan.

Kemudian ide tersebut berkembang untuk membuat diversifikasi produk berbahan serat TKKS woven pada aplikasi bahan anti peluru.

Dari hasil treatment yang dilakukan, biomasa TKKS menjadi serat dengan kandungan lignoselulosa. Ternyata TKKS ini memiliki potensi tinggi dalam menyerap energi tumbukan. Apalagi jika disusun dalam bentuk anyaman dengan orientasi sudut tegak lurus pada sistem komposit laminated atau sandwich,” paparnya dalam keterangan resmi IPB University belum lama ini.

Melalui penambahan coating material anti panas, serat TKKS woven dapat menahan api dalam waktu 30 detik. Hal ini yang digunakan dalam perancangan baju anti peluru,” lanjutnya.

Kemudian ia pun melakukan uji tembak menggunakan pistol glock dengan peluru MU1-TJ pada jarak efektif 25-50 meter.

Baju anti peluru ini pun terbukti mampu menahan peluru tersebut.

Namun baju anti-peluru ini masih belum mampu untuk menahan tembakan pistol laras panjang. Sehingga masih memerlukan riset lanjutan,” imbuhnya.

Baca juga: Mencicipi Inovasi Garam Rumput Laut

Dengan adanya potensi baru bahan baju anti-peluru, menurutnya akan menjadi alternatif pilihan untuk kebutuhan dalam negeri.

Karena menurutnya, bahan baku rompi anti peluru masih 100% impor.

Karena pentingnya pengembangan riset ini, saya berharap riset dapat dilanjutkan menjadi penelitian terapan atau lanjutan. Dua sampai tiga langkah lagi menuju komersialisasi,” tutupnya.

Related News